Senin, 12 Januari 2015

Tugas softskill- Etika Bisnis(etika keilmuan)




ETIKA KEILMUAN
Ilmu merupakan salah satu faktor yang paling penting dalam kehidupan, karena tanpa ilmu manusia akan buta tentang pengetahuan dan tidak dapat membedakan antara mana yang baik dan mana yang salah.Ilmu berupaya mengungkapkan realitas sebagaimana adanya, sedangkan moral pada dasarnya adalah petunjuk tentang apa yang seharusnya dilakukan manusia. Hasil-hasil kegiatan keilmuan memberikan alternatif untuk memberikan keputusan politik dengan berkiblat pada pertimbangan moral.Ilmiuan memiliki tanggung jawab profesional, khususnya di dunia ilmu dan dalam masyarakat ilmuan itu sendiri serta mengenai metodologi yang dipakainya.Ilmuan juga memikul tanggung jawab sosial yang bisa dibedakan atas tanggung jawab legal yang formal sifatnya, dan tanggung jawab moral yang lebih luas cakupannya.Agar mendapatkan pengertian yang jelas mengenai kaitan antara ilmu dan moral, maka kajiannya harus didekati dari ketiga komponen tiang penyangga tubuh pengetahuan, yakni ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Namun sebelum sampai pada ketiga pendekatan tersebut, dibahas dahulu mengenai etika, moral, norma, dan kesusilaan, kemudian pengertian dan ciri-ciri ilmu.
A.ANTARA ETIKA, MORAL, NORMA DAN KESUSILAAN
1.Etika
a.Pengertian Etika
Etika secara etimologi berasal dari kata yunani ethos yang berarti watak kesusilaan
atau adat.Secara terminologi etika adalah cabang filsafat yang mebicarakan ting
kah laku atauperbuatanmanusia dalam hubungannya dengan baik buruk.Yang dapat dinilai baik buruk adalah sikap manusia yaang menyangkut perbuatan, tingkah laku, gerakan-gerakan, kata-kata, dan sebagainya. Adapun motif , watak, suara hati sulit untuk dinilai.Perbuatan atau tingkah laku yang dikerjakan dengan kesadaran sajalah yang dapat dinilai, sedangkan yang dikerjakan dengan tidak sadar tidak dapat dinilai baik buruk.Menurut Sunoto (1982) etika dapat dibagi menjadi etika deskriptif dan etika normatif. Etika deskriptif hanya melukiskan, menggambarkan, menceritakan apa adanya, tidak memberikan penilaian, tidak mengajarkan bagaimana seharusnya berbuat. Contohnya sejarah etika.Adapun etika normatif sudah memberikan penilaian yang baik dan yang buruk, yang harusdi kerjakan dan yang tidak.Etika normatif dapat dibagi menjadi etika umum dan etika khusus.Etika umum membicarakan prinsip-prinsip umum, seperti apakah nilai, motifasi suatu perbuatan, suara hati dan sebagainya.Etika khusus adalah prinsip-prinsip umum, seperti etika pergaulan, etika dalam pekerjaan, dan sebagainya.Menurut kamus Besar Bahasa Indonesi (KBBI) edisi ketiga (2005:309), etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yng buruk serta tentang hak dan kewajibanmoral. Moral yang dimaksukan disiniadalah akhlak, yakni budi pekertiatau kelakuan makhluk hidup itu dengan kata lain sebutanbahwa etikaitu membahas tentang perilku menuju kehidupan yang lebih baib, yang di dalamnya ada aspek kebenaran, tanggung jawab,peran dan lain sebagainya.Secara metodologis, tidak setiap hal menilai perbuatan dapat dikatakan sebagai etika. Etika memerlukan sikap kritis, metodis, dan sistematis dalam melakukan refleksi. Karena itulah etika merupakan suatu ilmu. Sebagai suatu ilmu, objek dari etika adalahtingkah laku manusia. Akan tetapi berbeda dengan ilmu-ilmu lain yang meneliti juga tingkah laku manusia, etika memiliki sudut pandang normatif. Maksudnya etika melihat dari sudut baik dan buruk terhadap perbuatan manusia.




Jenis–Jenis Etika
1.Etika Filosofis
Etika berasal dari kegiatan berfilsafat atau berfikir, yang dimiliki oleh manusia. Etika
termasuk dalam filsafat, karena itu etika tidak dapat dilepaskan dari filsafat.Terdapat dua sifat etika, yaitu:
2Non-empiris
Ilmu empiris adalah ilmu yang didasarkan pada fakta atau yang kongkret. Namun filsafat tidak demikian, filsafat berusaha melampui yang kongkret dengan seolah-olah menayakan apa di balik gejala-gejala kongkret. Demikian pula dengan etika. Etika tidak hanya berhenti pada yang kongkret yang secara faktual dilakukan, akan tetapi bertanya tentang apa yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan.
·PraktisCabang-cabang filsafat berbicara mengenai sesuatu “yang ada”. Misalnya filsafat hukum mempelajari apa itu hukum.akan tetapi etika tidak terbatas itu, melainkan bertanya “apa yang harus dilakukan”. Dengan demikian etika sebagai cabang filsafat bersifat praktis karena langsung berhubungan dengan apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan oleh manusia. Tetapi etika bukan praktis dalam arti menyajikan resep-resep siap pakai.etika hanya menganalisis tema-tema pokok seperti hati nurani, kebebasan, hak dan kewajiban.





2.Etika Teologis
Ada dua hal yang berkaitan dengan teologis, yaitu:
·Etika teologis bukan milik agama tertentu, melainkan setiap agama mempunyaiteologisnya masing-masing.
·Teologis merupakan bagian dari etika secara umum, karena banyak unsur-unsur etika secara umum dan dapat dimengerti secara umum.Secara umum, etika teologisdapat didefinisikan sebagai etika yang bertitik tolak dari presuposisi-presuposisi teologis. Definisitersebut menjadi kriteria pembeda antara etika filosofis dan etika teologis.
Komentar :
Etik berkaitan dengan konsep yang dimiliki oleh individu ataupun kelompok-kelompok yang menilai apa tindakan-tindakan yang telah dikerjakan. Dimana etika memberikan semacam batasan maupun standar yang mengatur manusia di dalam kelompok sosial lainnya.
• Pentingnya kita mempelajari etika ilmu ini adalah supaya kita mampu memahami dan menelaah segala fenomena yang terjadi di dunia ini yang berlandaskan pada etika dan ilmu.
Sumber
http://afidburhanuddin.files.wordpress.com/2012/05/etika-keilmuan_2013_2.pdf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar